Rabu, 19 November 2025

Perbedaan lainnya terletak pada aspek religius, di mana komunitas Yahudi terbagi menjadi kelompok sekuler, tradisional, dan ultraortodoks dengan masing-masing mendominasi sepertiga dari populasi Yahudi di kota ini.

Kontroversi agama sering kali menjadi pemicu ketegangan sosial, terutama dalam hal pemeliharaan Sabat dan kashruth (hukum makanan dalam Yudaisme). Beberapa lingkungan ultraortodoks bahkan melarang lalu lintas kendaraan pada hari Sabat.

Yerusalem juga menjadi pusat ibadah Yahudi, dengan tempat-tempat suci seperti Bukit Bait Suci dan Tembok Barat yang menjadi pusat ziarah dan doa. Keberadaan berbagai sinagoga bersejarah dan yeshiva (sekolah agama Yahudi) memperkuat peran Yerusalem sebagai pusat pembelajaran rabbinik dunia.

Komunitas Muslim: Warisan dan Identitas

Muslim di Yerusalem saat ini merupakan komunitas mayoritas di antara populasi Arab. Sebagian bersar merupakan muslim yang beraliran Sunni. Kota ini memiliki signifikansi luar biasa bagi umat Islam sebagai tempat tersuci ketiga setelah Mekah dan Madinah.

Ziarah ke Yerusalem (taqdis) telah lama dipandang sebagai pelengkap opsional bagi ibadah haji. Salah satu tradisi keagamaan yang pernah populer adalah ziarah Nabi Musa, yang merupakan prosesi ke makam Nabi Musa di dekat Yerikho. Namun, ziarah ini mengalami penurunan sejak awal 1950-an.

Sejak 1967, Al-Ḥaram al-Sharif (Kompleks Masjid Al-Aqsa) dan lembaga keagamaan Muslim lainnya dikelola oleh dewan Muslim, yang tetap tidak mengakui kedaulatan Israel atas Yerusalem Timur. Otoritas Palestina juga turut memainkan peran dalam mengontrol institusi keagamaan di kota ini.

Komunitas Kristen di Yerusalem berjumlah sekitar 15.000 orang, dengan empat perlima di antaranya adalah orang Arab. Meskipun jumlahnya kecil, mereka terdiri dari berbagai denominasi, termasuk Ortodoks Timur, Ortodoks Oriental, Katolik Roma, dan Protestan.

Gereja...

Komentar

Travel Terkini