Sejak tahun 1967, kota ini sepenuhnya berada di bawah kendali Israel, menjadikannya pusat dari berbagai aspirasi nasional yang sering kali berbenturan antara Zionis dan Arab Palestina.
Dengan sejarah panjang yang diwarnai oleh konflik dan perebutan kekuasaan, Yerusalem tetap menjadi titik fokus bagi tiga agama besar dunia: Yahudi, Kristen, dan Islam.
Dilansir dari berbagai sumber, berbagai serba-serbi mengenai Yerusalem akan dibahas di artikel ini secara bersambung. Sehingga bisa memberi gambaran sekilas mengenai Yerusalem.
Sejak awal abad ke-20, Yerusalem telah menjadi medan pertarungan geopolitik yang sarat emosi. Kota ini dan seluruh wilayah Palestina yang bersejarah menjadi ajang persaingan antara aspirasi nasional Yahudi dan Arab Palestina.
Setelah Perang Arab-Israel pertama pada tahun 1948, Yerusalem terbagi menjadi dua sektor. Bagian barat dikuasai oleh Israel, sementara bagian timur jatuh ke tangan Yordania.
Pada tahun 1967, selama Perang Enam Hari, Israel mengambil alih Yerusalem Timur dan mencaplok beberapa wilayah Tepi Barat. Mereka memperluas yurisdiksi mereka atas kota tersebut.
Murianews, Kudus – Yerusalem, kota kuno yang terletak di jantung Timur Tengah, adalah tempat di mana sejarah, agama, dan politik bertemu dalam perpaduan yang kompleks.
Sejak tahun 1967, kota ini sepenuhnya berada di bawah kendali Israel, menjadikannya pusat dari berbagai aspirasi nasional yang sering kali berbenturan antara Zionis dan Arab Palestina.
Dengan sejarah panjang yang diwarnai oleh konflik dan perebutan kekuasaan, Yerusalem tetap menjadi titik fokus bagi tiga agama besar dunia: Yahudi, Kristen, dan Islam.
Dilansir dari berbagai sumber, berbagai serba-serbi mengenai Yerusalem akan dibahas di artikel ini secara bersambung. Sehingga bisa memberi gambaran sekilas mengenai Yerusalem.
Sejarah Panjang Perebutan Yerusalem
Sejak awal abad ke-20, Yerusalem telah menjadi medan pertarungan geopolitik yang sarat emosi. Kota ini dan seluruh wilayah Palestina yang bersejarah menjadi ajang persaingan antara aspirasi nasional Yahudi dan Arab Palestina.
Setelah Perang Arab-Israel pertama pada tahun 1948, Yerusalem terbagi menjadi dua sektor. Bagian barat dikuasai oleh Israel, sementara bagian timur jatuh ke tangan Yordania.
Pada tahun 1967, selama Perang Enam Hari, Israel mengambil alih Yerusalem Timur dan mencaplok beberapa wilayah Tepi Barat. Mereka memperluas yurisdiksi mereka atas kota tersebut.
Ibukota Israel...
Meski tindakan ini dikutuk oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan komunitas internasional, Israel tetap menegaskan status Yerusalem sebagai ibu kota melalui undang-undang yang disahkan pada tahun 1980. Hingga kini, status Yerusalem tetap menjadi inti perselisihan antara Israel dan Palestina, yang mengklaim Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara Palestina di masa depan.
Karakter Kota Yerusalem: Perpaduan Sejarah dan Multikulturalisme
Yerusalem memiliki makna spiritual yang mendalam bagi tiga agama monoteistik utama. Bagi orang Yahudi, kota ini adalah pusat kerinduan dan simbol kebangkitan nasional.
Bagi umat Kristen, Yerusalem merupakan saksi penderitaan dan kemenangan Yesus Kristus. Sementara itu, bagi umat Islam, kota ini menjadi tujuan perjalanan malam mistis Nabi Muhammad dan rumah bagi situs suci, seperti Kubah Batu dan Masjid Al-Aqsa.
Dengan keberagaman budayanya, Yerusalem menghadirkan pemandangan yang unik. Di Kota Tua yang bertembok, kawasan Armenia, Kristen, Yahudi, dan Muslim berbaur dalam mozaik budaya yang khas.
Pakaian tradisional Arab, jubah monastik Kristen, serta pakaian kasual dan Ortodoks Yahudi menciptakan pemandangan yang kaya warna dalam kehidupan di Yerusalem.
Arsitektur kota pun mencerminkan jejak sejarahnya, dengan sinagoga, gereja, dan masjid yang berdiri berdampingan dalam harmoni yang jarang ditemui di tempat lain.
Aroma rempah-rempah khas Timur Tengah, nyanyian doa di Tembok Barat, kumandang azan dari menara masjid, dan dentingan lonceng gereja semuanya menyatu dalam simfoni kehidupan sehari-hari Yerusalem.
UNESCO...
Keputusan UNESCO pada tahun 1981 untuk menetapkan Kota Tua Yerusalem sebagai Situs Warisan Dunia semakin menegaskan pentingnya kota ini dalam sejarah peradaban manusia.
Yerusalem di Persimpangan Modernitas dan Tradisi
Di luar tembok Kota Tua, Yerusalem telah berkembang menjadi kota modern dengan infrastruktur yang maju. Gedung pencakar langit, jaringan transportasi yang efisien, pusat perbelanjaan, restoran, dan kafe-kafe modern menandakan bahwa kota ini terus beradaptasi dengan zaman tanpa kehilangan jati dirinya.
Kehidupan multikultural di Yerusalem juga terasa dalam percampuran bahasa yang digunakan sehari-hari. Dari Ibrani dan Arab hingga Inggris dan bahasa lainnya.
Meski diwarnai ketegangan politik, Yerusalem tetap menjadi kota yang penuh pesona, menawarkan keindahan spiritual dan historis yang tak tertandingi. Kota ini adalah cerminan dari perjuangan, harapan, dan keteguhan hati mereka yang menganggapnya suci.
Dengan segala kompleksitasnya, Yerusalem terus menjadi titik temu peradaban yang tak lekang oleh waktu. Kota ini akan selalu menjadi luar biasa bagi umat manusia.
Selanjutnya silahkan baca di tautan berikut ini: Keindahan Lanskap Yerusalem: Kombinasi Sejarah, Alam, dan Iklim