Rabu, 21 Mei 2025

Murianews, JakartaInvestasi di bidang pengetahuan, riset, dan preservasi menjadi hal penting bagi keberlanjutan sektor pariwisata.

Itu diungkapkan Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Hilman Farid, dalam konferensi pers World Water Forum Ke-10 di Bali, Selasa (21/5/2024).

Dia mengatakan, pengembangan sustainable dan quality tourism, ada syarat yang harus dipenuhi, investasinya mungkin selama ini lebih banyak ke fisik.

Hilman mencontohkan pada pariwisata di Bali yang masih menjadi tolok ukur. Di mana pariwisata di Pulau Dewata itu berhasil mendatangkan orang dalam jumlah yang banyak, sehingga investasi fisik menjadi prioritas.

Menurut Hilman, kondisi itu berpotensi menggerus kearifan lokal dari masyarakat setempat akibat faktor perkembangan industri serta tekanan penduduk yang semakin banyak.

”Tadi dalam forum dibilang semakin sedikit anak di Bali yang mau jadi petani dan salah satunya karena prospek yang lemah. Kalau tidak diselamatkan cepat-cepat, ini akan tergerus habis,” katanya.

Pihaknya mendorong agar investasi kawasan wisata diarahkan ke sektor pengetahuan, riset, dan preservasi pada pengetahuan lokal bagi masyarakat setempat.

”Kalau misalnya sekarang investment di Bali ini untuk mendukung sektor kepariwisataan, justru diarahkan pada SDM pengetahuan dan seterusnya. Ini adalah jalan yang sangat penting untuk memastikan keberlanjutan pariwisata di masa mendatang bisa berjalan,” katanya.

Upaya pelestarian pariwisata juga harus ditentukan dengan tipe investasi yang diperlukan menurut karakteristik daerah.

"Menurut hemat saya investasi ke pengetahuan, research, sains untuk mendukung terjadinya keberlanjutan pariwisata sangat krusial buat kita," katanya.

Komentar

Terpopuler