Minggu, 23 Maret 2025

Murianews, Jepara – Warga Desa Srikandang, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah menggelar tradisi arak-arakan pagar gesek. Arak-arakan ini merupakan agenda haul makam sesepuh desa.

Sebanyak 20 RT turut mengiring arak-arakan pagar atau pagar gesek itu keliling desa, Rabu (3/7/2024). Arak-arakan berakhir di makam leluhur.

Dengan menggunakan mobil pick-up, gunungan hasil bumi Desa Srikandang seperti sayuran, buah-buahan dan rempah rempah di arak keliling desa, dari lapangan balai Desa Srikandang hingga di depan balai desa.

Ada tiga puluh gunungan yang diarak. Satu di antaranya gunungan khusus yang dibuat oleh pemerintah desa. Gunungan khusus ini lengkap dengan nasik dan lauk gesek yang berjajar mirip pagar.

Gesek sendiri merupakan lauk semacam peyek, yang terbuat dari tepung dan ikan. Pagar gesek kemudian dibawa ke makam untuk kemudian didoakan.

Lalu, warga pun saling memperebutkan seluruh gunungan yang ada. Tak terkecuali gunungan pagar gesek yang dianggap masyarakat membawa berkah.

Ahmad Shohib, Petinggi Desa Srikandang menjelaskan, arak-arakan pagar gesek ini sudah menjadi tradisi dua tahunan masyarakat Dukuh Ngemping dan sekitarnya. Tradisi ini digelar setiap bulan Zulhijjah.

Menurut para leluhur, jelas Shohib, tradisi pagar gesek bermakna untuk menolak bala. Gesek yang dijajar menjadi simbol untuk memagari masyarakat dari berbagai hal buruk.

’’Kita juga berdoa agar diberikan keselamatan, kesehatan, rezeki yang melimpah dalam kehidupan sehari-hari,’’ kata Shohib.

Selain itu, tradisi pagar gesek ini juga menjadi ajang untuk memperkuat ikatan silaturahmi antar warga. Dalam prosesnya, arak-arakan ini juga menyimbolkan kekuatan gotong royong masyarakat di desa.

’’Kita berusaha menguri-uri tradisi yang diwariskan leluhur. Sebagai rasa hormat dan upaya untuk menjaga keharmonisan masyarakat,’’ imbuh dia.

Editor: Zulkifli Fahmi

Komentar

Terpopuler