Rabu, 19 November 2025

Rasanya masih ingin ngluruske boyok. Atau selonjoran. Sekitar dua atau tiga jam ke depan.

Apalagi semalam pulang sambil nenteng jeriken plastik. Yang isinya air zamzam. Yang volumenya tiga liter. Atau setara dengan tiga kilogram.

Pelataran Masjidil Haram masih sangat lengang pada pukul 10.00, berbeda dengan kondisi di jalanan yang macet di mana-mana. (Murianews/Deka Hendratmanto)

Tapi akhirnya saya menyat. Bangun dari kasur. Trus mandi. Ganti baju. Lalu turun ke lobi. Dan sejurus kemudian nyegat taksi. Bersama seorang teman jemaah.

Saat itu jam di tangan sudah menunjuk angka 07.20. Dan di luar hotel sudah tidak ada bus sholawat sama sekali. Yang biasa bergantian mengantar jemput kami.

’’Abraj zamzam!” kataku ke sopir taksi merujuk ke titik di underpass Masjidil Haram. Di bawah clock tower mall yang terkenal itu.

Sempat kulirik jam tangan menunjukkan pukul 07.25 saat kami berangkat.

Pukul 07.40 kami pun tiba di underpass Masjidil Haram. Dan beberapa saat kemudian bergabung dengan seorang jemaah haji lainnya.

Tidak ada keramaian apalagi kepadatan manusia seperti yang saya bayangkan.

Komentar

Travel Terkini

Terpopuler