Minggu, 27 April 2025

Murianews, Kudus – Yerusalem, kota suci yang menjadi pusat perhatian tiga agama monoteistik utama—Yudaisme, Islam, dan Kristen—memiliki komposisi penduduk yang mencerminkan kompleksitas sejarah dan sosialnya.

Sebagai kota dengan sejarah panjang, Yerusalem telah menjadi rumah bagi komunitas yang beragam, masing-masing dengan tradisi, kepercayaan, dan identitas unik yang terus membentuk dinamika sosial kota ini.

Karena Yerusalem memiliki makna religius yang mendalam, penduduknya secara tradisional diklasifikasikan berdasarkan afiliasi agama. Mayoritas penduduknya adalah Yahudi sekuler atau tradisional.

Sementara kelompok Muslim, merupakan komunitas yang paling homogen secara etnis. Hampir seluruhnya adalah orang Arab. Di sisi lain, komunitas Kristen, meskipun merupakan kelompok terkecil, justru menjadi yang paling beragam karena banyaknya sekte dan gereja yang bernaung di kota ini.

Segregasi perumahan adalah norma yang berlaku di Yerusalem. Orang Yahudi dan Arab tinggal hampir secara eksklusif di distrik tertentu. Di antara komunitas Yahudi sendiri terdapat subdivisi lebih lanjut berdasarkan tingkat religiusitas, mulai dari kelompok ultraortodoks hingga Yahudi sekuler.

Sementara itu, komunitas Kristen Armenia juga memiliki kantong eksklusif di Kota Tua Yerusalem. Semua hidup berdampingan selama berabad-abad dengan dinamikanya.

Populasi Yahudi di Yerusalem adalah yang paling beragam secara etnis. Mereka berasal dari berbagai belahan dunia, termasuk Ashkenazim (Yahudi Eropa Tengah dan Timur), Sephardim (Yahudi dari Spanyol dan Portugal), dan Mizrahim (Yahudi dari Afrika Utara dan Timur Tengah).

Aspek Religus...

  • 1
  • 2

Komentar

Terpopuler