Karena Yerusalem memiliki makna religius yang mendalam, penduduknya secara tradisional diklasifikasikan berdasarkan afiliasi agama. Mayoritas penduduknya adalah Yahudi sekuler atau tradisional.
Sementara kelompok Muslim, merupakan komunitas yang paling homogen secara etnis. Hampir seluruhnya adalah orang Arab. Di sisi lain, komunitas Kristen, meskipun merupakan kelompok terkecil, justru menjadi yang paling beragam karena banyaknya sekte dan gereja yang bernaung di kota ini.
Segregasi perumahan adalah norma yang berlaku di Yerusalem. Orang Yahudi dan Arab tinggal hampir secara eksklusif di distrik tertentu. Di antara komunitas Yahudi sendiri terdapat subdivisi lebih lanjut berdasarkan tingkat religiusitas, mulai dari kelompok ultraortodoks hingga Yahudi sekuler.
Sementara itu, komunitas Kristen Armenia juga memiliki kantong eksklusif di Kota Tua Yerusalem. Semua hidup berdampingan selama berabad-abad dengan dinamikanya.
Populasi Yahudi di Yerusalem adalah yang paling beragam secara etnis. Mereka berasal dari berbagai belahan dunia, termasuk Ashkenazim (Yahudi Eropa Tengah dan Timur), Sephardim (Yahudi dari Spanyol dan Portugal), dan Mizrahim (Yahudi dari Afrika Utara dan Timur Tengah).
Murianews, Kudus – Yerusalem, kota suci yang menjadi pusat perhatian tiga agama monoteistik utama—Yudaisme, Islam, dan Kristen—memiliki komposisi penduduk yang mencerminkan kompleksitas sejarah dan sosialnya.
Sebagai kota dengan sejarah panjang, Yerusalem telah menjadi rumah bagi komunitas yang beragam, masing-masing dengan tradisi, kepercayaan, dan identitas unik yang terus membentuk dinamika sosial kota ini.
Karena Yerusalem memiliki makna religius yang mendalam, penduduknya secara tradisional diklasifikasikan berdasarkan afiliasi agama. Mayoritas penduduknya adalah Yahudi sekuler atau tradisional.
Sementara kelompok Muslim, merupakan komunitas yang paling homogen secara etnis. Hampir seluruhnya adalah orang Arab. Di sisi lain, komunitas Kristen, meskipun merupakan kelompok terkecil, justru menjadi yang paling beragam karena banyaknya sekte dan gereja yang bernaung di kota ini.
Segregasi perumahan adalah norma yang berlaku di Yerusalem. Orang Yahudi dan Arab tinggal hampir secara eksklusif di distrik tertentu. Di antara komunitas Yahudi sendiri terdapat subdivisi lebih lanjut berdasarkan tingkat religiusitas, mulai dari kelompok ultraortodoks hingga Yahudi sekuler.
Sementara itu, komunitas Kristen Armenia juga memiliki kantong eksklusif di Kota Tua Yerusalem. Semua hidup berdampingan selama berabad-abad dengan dinamikanya.
Populasi Yahudi di Yerusalem adalah yang paling beragam secara etnis. Mereka berasal dari berbagai belahan dunia, termasuk Ashkenazim (Yahudi Eropa Tengah dan Timur), Sephardim (Yahudi dari Spanyol dan Portugal), dan Mizrahim (Yahudi dari Afrika Utara dan Timur Tengah).
Aspek Religus...
Perbedaan lainnya terletak pada aspek religius, di mana komunitas Yahudi terbagi menjadi kelompok sekuler, tradisional, dan ultraortodoks dengan masing-masing mendominasi sepertiga dari populasi Yahudi di kota ini.
Kontroversi agama sering kali menjadi pemicu ketegangan sosial, terutama dalam hal pemeliharaan Sabat dan kashruth (hukum makanan dalam Yudaisme). Beberapa lingkungan ultraortodoks bahkan melarang lalu lintas kendaraan pada hari Sabat.
Yerusalem juga menjadi pusat ibadah Yahudi, dengan tempat-tempat suci seperti Bukit Bait Suci dan Tembok Barat yang menjadi pusat ziarah dan doa. Keberadaan berbagai sinagoga bersejarah dan yeshiva (sekolah agama Yahudi) memperkuat peran Yerusalem sebagai pusat pembelajaran rabbinik dunia.
Komunitas Muslim: Warisan dan Identitas
Muslim di Yerusalem saat ini merupakan komunitas mayoritas di antara populasi Arab. Sebagian bersar merupakan muslim yang beraliran Sunni. Kota ini memiliki signifikansi luar biasa bagi umat Islam sebagai tempat tersuci ketiga setelah Mekah dan Madinah.
Ziarah ke Yerusalem (taqdis) telah lama dipandang sebagai pelengkap opsional bagi ibadah haji. Salah satu tradisi keagamaan yang pernah populer adalah ziarah Nabi Musa, yang merupakan prosesi ke makam Nabi Musa di dekat Yerikho. Namun, ziarah ini mengalami penurunan sejak awal 1950-an.
Sejak 1967, Al-Ḥaram al-Sharif (Kompleks Masjid Al-Aqsa) dan lembaga keagamaan Muslim lainnya dikelola oleh dewan Muslim, yang tetap tidak mengakui kedaulatan Israel atas Yerusalem Timur. Otoritas Palestina juga turut memainkan peran dalam mengontrol institusi keagamaan di kota ini.
Komunitas Kristen di Yerusalem berjumlah sekitar 15.000 orang, dengan empat perlima di antaranya adalah orang Arab. Meskipun jumlahnya kecil, mereka terdiri dari berbagai denominasi, termasuk Ortodoks Timur, Ortodoks Oriental, Katolik Roma, dan Protestan.
Gereja...
Gereja Ortodoks Yunani, yang memiliki yurisdiksi atas seluruh Tanah Suci Yerusalem, memiliki peran penting dalam komunitas Kristen Yerusalem. Meskipun umatnya mayoritas adalah orang Arab, para pemimpin gereja sebagian besar berasal dari Yunani.
Gereja Katolik Roma, melalui Ordo Fransiskan, telah lama berperan sebagai "Penjaga Tanah Suci". Sementara Patriarkat Latin didirikan kembali pada tahun 1847.
Gereja-gereja lainnya termasuk komunitas Armenia, Koptik, Ethiopia, dan Ortodoks Suriah. Denominasi Protestan yang lebih kecil juga hadir di Yerusalem, termasuk Anglikan, Lutheran, dan gereja Injili Amerika.
Jumlah penduduk Yerusalem telah mengalami perubahan besar sejak abad ke-19. Pada masa Ottoman, populasinya relatif kecil, tetapi mulai berkembang sejak pertengahan abad ke-19, terutama dengan masuknya imigran Zionis sejak tahun 1880-an.
Pada akhir abad ke-19, Yahudi menjadi kelompok agama terbesar, sementara orang Kristen melampaui Muslim dalam persentase populasi sekitar tahun 1910. Dominasi Yahudi terus berlanjut, terutama selama periode Mandat Inggris dan setelah Perang Enam Hari pada tahun 1967.
Sejak penyatuan Yerusalem setelah 1967, populasi kota ini telah lebih dari dua kali lipat. Namun, persentase populasi Yahudi menurun dari sekitar tiga perempat menjadi hanya sedikit lebih dari dua pertiga.
Hal ini disebabkan oleh tingkat pertumbuhan alami yang lebih tinggi di kalangan Arab Muslim dibandingkan komunitas Yahudi. Selain itu, ada tren migrasi Yahudi dari Yerusalem ke bagian lain Israel, meskipun imigrasi dari bekas Uni Soviet dan Ethiopia masih memberikan dorongan bagi pertumbuhan populasi Yahudi.
Dinamika Sosial Kompleks...
Yerusalem adalah kota dengan dinamika sosial yang kompleks dan beragam. Komunitas Yahudi, Muslim, dan Kristen masing-masing membawa identitas dan tradisi mereka sendiri, sering kali hidup berdampingan tetapi juga dalam segregasi yang jelas.
Kota ini tetap menjadi pusat religius, politik, dan budaya yang berperan dalam sejarah panjang Timur Tengah. Dengan tantangan sosial dan politik yang terus berkembang, Yerusalem tetap menjadi simbol peradaban yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan umat manusia.