Cuma 73 Detik, Ini Dia Rute Penerbangan Terpendek di Indonesia
Zulkifli Fahmi
Rabu, 24 Januari 2024 18:26:00
Murianews, Kudus – Kini, Indonesia memiliki rute penerbangan dengan waktu tempuh terpendek. Bahkan, waktu tempuhnya hanya membutuhkan waktu kurang dari 2 menit, atau tepatnya 73 detik saja.
Penerbangan terpendek ini berada di wilayah Papua, yakni rute dari Desa Kegata ke Desa Apowo Papua. Rute penerbangan terpendek ini dipamerkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam akun Instagramnya.
Waktu tempuh hanya 73 detik itu lantaran, jarak rute penerbangan hanya sepanjang 2 km saja. Meski pendek, ternyata antara dua desa ini, Kegata dengan Apowo dipisahkan dengan Lembah yang curam nan dalam.
Kondisi itu membuatnya tidak mungkin dilalui dengan jalur darat. Satu-satunya untuk akses dari Apowo ke Kegata atau sebaliknya yakni hanya lewat jalur udara.
Beruntung, terdapat rute penerbangan untuk melayani aktivitas itu. Penerbangan rute Apowo-Kegata ini dilayakni Susi Air menggunakan pesawat Pilatus Porter buatan Pilatus Aricraft dari Swiss.
Pesawat ini berkekuatan Short Take Off and Landing (STOL) sehingga bisa terbang dengan kecepatan rendah.
Dengan perjalanan hanya 73 detik dan berjarak 2 km saja, membuat rute penerbangan Kegata-Apowo menjadi yang terpendek di Indonesia dan terpendek kedua di dunia.
”Saking sebentarnya, rute penerbangan ini disebut sebagai rute terpendek di Indonesia dan terpendek kedua di dunia,” tulis Kemenparekraf seperti dilihat Murianews.com di Instagramnya, Rabu (24/1/2024).
Menurut Kemenparekraf, meski perjalanannya singkat, selama penerbangan penumpang bisa melihat pemandangan alam indah khas Papua yang rimbun dengan pepohonan.
Penerbangan singkat ini pun membuat warganet penasaran dengan harga tiket yang harus dikeluarkan. Sayangnya, belum ada informasi resmi terkait harga tiket yang dipatok juga bagaimana cara untuk menjadi penumpang di penerbangan itu.
”Seruu kayaknya, kira-kira ongkosnya berapa, nih," ujar akun @irwtxxxx.
”Harga tiketnya berapa?” komentar warganet dengan akun @wiraxxxxx.
Seorang warganet juga memberikan sedikit informasi terkait penerbangan ke tempat yang dimaksud. Ia menyebut, penerbangannya cukup mahal karena berat badan penumpang masuk dalam hitungan.
”Pernah ke kmpung ini, dari Timika Rp 3,9 juta. Mahal karena berat badan juga masuk hitungan timbangan. Ke kampung sebelahnya kalau tidak salah Rp 900 ribu. Pulangnya yang unik, dibantu kepala desa pake radio rig pantau pesawat yang lewat kalau ada penumpang, minimal 3 orang, pesawatnya mau landing muat, mirip angkot, tapi angkot udara,” balas akun @la_genxxxx.
”Kalau dipikir-pikir orang sana lebih keren ya, bang, angkotnya pesawat,” timpal akun @yantixxxx.



