Punthuk Setumbu, Lokasi Syuting AADC 2 yang Memanjakan Mata
Zulkifli Fahmi
Senin, 13 November 2023 20:31:00
Murianews, Magelang – Sudah nonton Ada Apa dengan Cinta? 2 (AADC 2)? Film romantis yang dibintangi Nicolas Saputra dan Dian Sastrowardoyo ini mengambil lokasi syuting di Yogyakarta dan Magelang.
Salah satu tempat syuting yang kemudian menjadi viral yakni Punthuk Setumbu. Punthuk Setumbu berada di Dusun Kurahan, Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Dalam film AADC 2, ditampilkan keindahan alam dari puncak Punthuk Setumbu. Saat pagi hari, pengunjung bisa menyaksikan atraksi alam terbitnya matahari di balik Gunung Merbabu dan Merapi. Keindahan Candi Borobudur yang berselimut kabut juga tampak dari lokasi tersebut.
Lewat laman resminya, Pemkab Magelang mengatakan pada zaman dulu, Punthuk Setumbu sering dijadikan lokasi untuk menggembalakan hewan-hewan bagi warga sekitar.
Karena bentuknya mirip dengan tumbu atau alat untuk lumbung padi, tempat itu kemudian dikenal dengan nama Punthuk Setumbu.
”Zaman dahulu itukan ada anyaman bambu. Karena bukit itu bentuknya seperti tumbu, mungkin dari nenek moyang untuk lebih enak nyebutnya. Sebagian tanah dari sinikan diambil dari nama alat dapur, seperti seteruk, punthuk setumbu, punthuk cething. Yang itu masing-masing tempat itu mempunyai bentuk yang berbeda-beda sesuai dengan bentuk alat dapur,” Jamil, salah satu pengelola objek wisata alam Punthuk Setumbu dikutip dari magelangkab.go.id, Senin (13/11/2023).
Punthuk Setumbu kemudian dikenal menjadi tempat wisata setelah ada seorang fotografer yang mengambil gambar dari puncak Punthuk Setumbu. Foto-foto dari sang fotografer itu kemudian dibagikan dan menyebar.
Pemandangan matahari di pagi hari ini menjadi bagian spesial Punthuk Setumbu. Maka tidak heran, lokasi wisata ini selalu ramai dikunjungi wisatawan lokal, asing, maupun para fotografer.
”Daya tariknya adalah sunrise di belakang Borobudur. Kemungkinan kalau di sini tidak ada Borobudur, walaupun sunrisenya bagus mungkin dari tamu itu kurang baik. Daya tarik utama itu kemungkinan Borobudur. Borobudur sebagai magnet,” jelas Jamil.
Untuk melihat matahari terbit, pengunjung harus naik bukit sejauh 300 meter dalam waktu tempuh kurang lebih 10 menit dari loket penjualan tiket Punthuk Setumbu. Untuk naik ke bukit, wisatawan diminta untuk mempersiapkan kondisi fisik karena medan perjalaannya menanjak tajam.
Namun, pemandangan itu tak bisa disaksikan setiap pagi. Itu bergantung dari kondisi cuaca yang ada. Misalnya saja saat kabut tebal atau mendung. Jadi bisa dibilang tergantung keberuntungan.
”Waktu itu ada turis dari India, sampai di atas pas cuaca nggak bagus, nggak bisa liat sunrise. Mereka komplain ke saya dan minta uang tiketnya dikembaliin. Ya tapi saya jelasin kalau itu kan fenomena alam, jadi tidak bisa diprediksi. Akhirnya ya mereka mengerti, duitnya nggak jadi dikembaliin” jelas Jamil sambil tertawa.



