Rabu, 19 November 2025

Murianews, Pati – Anggaran untuk pengembangan destinasi wisata di Kabupaten Pati masih sangat minim. Anggaran yang dikelola oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) hanya Rp 30 juta setiap tahunnya.

Kabid Destinasi Wisata pada Dinporapar Pati, Dwi Prasetya mengaku kesulitan mengembangkan 16 desa wisata yang sudah terbentuk. Karena itu, pengelola wisata pun diminta lebih inovatif dan tak mengandalkan pemerintah.

”Dari 16 desa wisata kendalanya selalu terbentur anggaran. Sedangkan dari pemerintah hanya anggarannya masih minim,” terang Dwi, Senin (18/12/2023).

Menurut Dwi, setiap tahun mereka hanya mendapat Rp 30 juta untuk pengembangan pariwisata. Jumlah anggaran itu pun dinilai hanya cukup untuk melakukan tahapan pembinaan kelompok sadar wisata atau Pokdarwis.

Kondisi ini menjadi pekerjaan rumah bagi pengelola desa wisata. Sebagai upaya menyiasati keterbatasan anggaran, pihak desa diminta untuk bergerak mandiri.

Para desa wisata diminta mencari sumber dana dari luar pendanaan pemerintah daerah untuk melakukan pengembangan sarana dan prasarana. Termasuk menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan hingga dewan perwakilan rakyat.

”Memang masih jauh dari harapan. Jadi kami memotivasi kepala desa untuk berkoordinasi dengan mereka. Karena kekuatan anggaran Kabupaten tidak ada,” terang Dwi.

Meski begitu, Dwi menampik bahwa banyak wisata berjalan secara inkonsisten. Dirinya menyebut dari 16 desa dinilai masih dapat dijadikan tempat wisata unggulan.

”Desa Jrahi, Gulangpongge, Pantai Kertomulyo, Jollong masih menjadi andalan kami. Dan ada Pokdarwis yang aktif mengelola,” tandas dia.

Editor: Cholis Anwar

Komentar

Travel Terkini

Terpopuler