Kamis, 20 November 2025


Namun, ada satu tempat lagi yang juga wajib disinggahi ketika jalan-jalan di Jogja. Yakni, Tugu Jogja berada tepat di tengah perempatan empat ruas jalan. Masing-masing jalan Mangkubumi, Jendral Sudirman, AM Sangaji, dan Dipenogoro.

Tugu Jogja selama ini jadi favorit wisatawan buah berburu foto kenangan. Tak lengkap rasanya dolan ke Jogja jika belum mampir ke Kawasan tugu ini.

Baca juga: Wisata Belanja Pasar Beringharjo Jogja, Tempat Beli Oleh-Oleh Khas yang Wajib Dikunjungi Wisatawan

Melansir dari laman Visitingjogja, tugu yang dibangun pada tahun 1755 oleh Hamengkubuwono I, pendiri Kraton Yogyakarta ini mempunyai nilai simbolis dan merupakan garis yang bersifat magis yang menghubungkan Laut Selatan, Keraton Jogja, dan Gunung Merapi. Konon Sultan pada saat melakukan meditasi menjadikan tugu ini sebagai patokan arah menghadap Gunung Merapi.

Pada saat awal berdirinya, bangunan ini secara tegas menggambarkan Manunggaling Kawula Gusti, semangat persatuan rakyat dan penguasa untuk melawan penjajahan. Semangat persatuan atau yang disebut golong gilig itu tergambar jelas pada bangunan tugu, tiangnya berbentuk gilig (silinder) dan puncaknya berbentuk golong (bulat), hingga akhirnya dinamakan Tugu Golong-Gilig.

Keberadaan Tugu ini juga sebagai patokan arah ketika Sri Sultan Hamengku Buwono I pada waktu itu melakukan meditasi, yang menghadap puncak gunung Merapi. Bangunan Tugu Jogja saat awal dibangun berbentuk tiang silinder yang mengerucut ke atas, sementara bagian dasarnya berupa pagar yang melingkar, sedangkan bagian puncaknya berbentuk bulat. Ketinggian bangunan tugu golong gilig ini pada awalnya mencapai 25 meter.

Namun pada tanggal 10 Juni 1867, kondisi Tugu Jogja berubah karena adanya bencana gempa bumi pada saat itu yang membuat Tugu Jogja runtuh. Hingga pada tahun 1889 keadaan Tugu Jogja benar-benar berubah. saat pemerintah Belanda merenovasi seluruh bangunan tugu.Kala itu Tugu dibuat dengan bentuk persegi dengan tiap sisi dihiasi semacam prasasti yang menunjukkan siapa saja yang terlibat dalam renovasi itu. Bagian puncak tugu tak lagi bulat, tetapi berbentuk kerucut yang runcing.Ketinggiannya pun menjadi lebih rendah, menjadi hanya 15 meter. Sejak saat itulah Tugu Jogja dinamai Tugu Pal Putih sebagai taktik Belanda untuk memecah persatuan antar rakyat dan raja, namun upaya itu tidak berhasil.  Penulis: Dani AgusEditor: Dani AgusSumber: visitingjogja.jogjaprov.go.id

Baca Juga

Komentar

Travel Terkini

Terpopuler