Minggu, 10 Desember 2023

Rokok Ilegal Asal Indonesia Justru Jadi Primadona di Brunei

Budi Santoso
Minggu, 18 Juni 2023 15:35:36
Maklumat larangan merokok yang dikeluarkan kerajaan Brunei Darussalam. (Murianews/Budi Santoso)
Murianews, Tutong – Rokok memang dianggap ilegal di mata hukum Kerajaan Brunei Darussalam. Namun merokok bukan tidak dilakukan warga Brunei.

Warga Brunei juga ternyata banyak yang merokok. Meski harus melakukannya dengan ”kucing-kucingan”, kegiatan merokok masih semarak di Brunei.

Merokok tidak hanya dilakukan oleh masyarakat pendatang di Brunei. Namun masyarakat setempat di Brunei juga melakukannya, meski harus sembunyi-sembunyi melakukannya.

Menurut Yulianto, salah satu warga pendatang asal Indonesia, merokok memang sebuah tindakan melanggar hukum. Di Brunei bahkan tidak ada yang menjual rokok sembarangan.

Rokok yang diimpor resmi ke Brunei hanya bisa diperoleh di tempat-tempat tertentu. Harganya juga bisa membuat tipis kantong pembelinya.

Terutama bagi para pendatang yang di Brunei merupakan masyarakat kelas dua. Harga rokok legal di Brunei mencapai 7-8 dollar Brunei. Jika dirupiahkan mencapai lebih dari Rp 70 ribu setiap bungkusnya

”Itu harga rokok-rokok biasa asal Indonesia. Tapi yang merek-merek tertentu harganya bisa lebih mahal lagi," ujar Yulianto yang mengaku tak bisa meninggalkan kebiasaan merokoknya.

Bagi orang di Brunei, harga sebesar itu ternyata juga tetap dianggap mahal. Mereka yang berpenghasilan besar melihat uang sebanyak itu sangat sayang jika harus dibakar begitu saja.

Baca: Ini Total Raihan Medali Indonesia di SEA Youth Brunei 2023

Alhasil, rokok-rokok ilegal yang dipasok pasar gelap menjadi alternatif bagi para perokok di Brunei. Rokok-rokok ini merembes masuk ke Brunei melalui perbatasan-perbatasan negara Brunei dan Malaysia.

[caption id="attachment_389241" align="alignleft" width="1280"] Maklumat larangan merokok yang dikeluarkan kerajaan Brunei Darussalam. (Murianews/Budi Santoso)[/caption]

Rokok-rokok dengan beraneka macam merek namun tak bercukai, masuk ke Brunei dan membentuk pasar gelap di kalangan para perokok di Brunei. Harganya tentu jauh lebih murah dibanding rokok  yang masuk ke Brunei secara resmi.

Menurut Dwi Nurdin, pekerja migran asal Indonesia, rokok ilegal lebih murah. Meski rasanya kadang tidak jelas, keberadaanya tetap bisa menjadi ”obat” untuk mengobati keinginan merokok.

Baca: Brunei Makmur, Tapi Sepi…

Harganya yang murah menjadi salah satu pertimbangan juga bagi mereka. Untuk rokok ilegal di pasar gelap di Brunei harganya hanya berkisar 1-2 dollar Brunei. Jika dirupiahkan harganya hanya Rp 10 ribu – Rp 20 ribu sebungkus.

Para perokok di Brunei sendiri menyebut rokok jenis ini sebagai rokok murah. Penyebutannya memang mutlak karena harganya yang lebih murah ketimbang rokok resmi yang sedikit beredar di Brunei.

”Rokok murah dengan harga dua ringgit (dollar) Brunei ada banyak di perbatasan. Kami dapat asalnya dari sanalah (perbatasan)," ujar Dwi Nurdin tertawa.

Rokok memang seperti duri dalam daging bagi kerajaan Brunei Darussalam. Merokok di Brunei Darusaalam adalah tindak pidana melanggar undang-undang kerajaan.

Baca: Perbandingan Harga BBM di Brunei dengan Indonesia Bak Bumi Langit

Pembatasan yang dilakukan Brunei terhadap rokok sangat ketat. Mereka yang kedapatan merokok atau dilaporkan merokok bisa kena dengan sedikitnya 300 dollar Brunei. Jumlah ini sekira Rp3 juta.

Hal ini dibenarkan oleh Hamidi Muzn, warga Brunei yang kebetulan tidak menjadi perokok. Menurutnya memang banyak warga Brunei yang merokok. Namun melakukannya tidak di sembarang tempat.

Pemerintah Brunei sendiri memang sangat ketat dalam soal rokok. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya fasilitas smoking area resmi di fasilitas-fasilitas milik kerajaan.

”Memang begitulah adanya kalau soal rokok ini. Orang sini juga banyak yang merokok, itu memang benar. Tapi tidak bisa sembarang tempat melakukannya," ujar Hamidi Muzn.



Editor: Ali Muntoha

Komentar